Percaya atau tidak, pemilihan warna busana saat bertemu seseorang yang akan mempengaruhi penilaian seseorang. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian para pebisnis untuk memanfaatkan fenomena ini. Ketika hendak mengahidiri pertemuan bisnis, seseorang harus cukup hati-hati dalam mengenakan jenis dan warna pakaian yang hendak dipakai agar terjadi kesepakatan bisnis yang hendak dicapai.

Secara psikologis warna pakaian bisa memengaruhi suasana hati orang lain dan diri kita sendiri. Suasana meeting yang positif tentunya berujung pada hasil akhir yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Ternyata, salah satu pakar fashion berpendapat bahwa kita hendaknya menghindari pakaian warna hitam ketika hendak menghadiri pertemuan bisnis. Memang benar hitam menebarkan kekuatan dan karakter solid si pemakainya, tetapi hitam bisa sangat membosankan. Disarankan untuk memilih warna pakaian berwarna cokelat. Pasalnya, coklat merefleksikan sifat yang konvensional dan rendah hati.

Dengan mengetahui fenomena ini, maka kita bisa juga mengaplikasikanya pada suasana atau jenis pertemuan-pertemuan lainya. Misalnya, ketika seorang karyawan hendak mengajukan kenaikan gaji di depan bosnya, maka hendaknya ia memakai pakaian berwarna coklat saat menghadap dan bernegoisasi. Dengan kesan rendah hati dari warna coklat pakaian kita, diharapkan negoisasi yang kita lakukan akan berhasil. Untuk hal ini sebaiknya karyawan tersebut menghindari warna baju yang terang.

Ini tentu menyadarkan kita bahwa pengetahuan fashion yang baik akan dapat membantu kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa mempengaruhi atau mengesankan sesuatu hanya dengan fashion yang kita kenakan.

Apalagi perkembangan dunia fashion terus saja berkembang dan banyak melahirkan budaya-budaya baru. Tentu saja hal ini saling mempengaruhi antara banyak hal seperti dunia hiburan, musik dan lain sebagainya.